Just Bismillah Ya Rahman Ya Rahim

History Of Mother’s Day

“For Every MOMs in de world HappY Mothers day Thanx for ur love, care, affection and big attention Loph u so muCh…”

Itulah sepenggal kalimat di status FBq 🙂 Sebenernya c ga ikut ngerayain, malah ga ngucapin pula buat my beloved Mom, ya mungkin karena ga biasa ngarayain kalee ya, jadi ga da ucapan2 special buat my mom, coz ucapan special yang biasa q ucapin ma pas beliaunya ultah 🙂 hihihihih

But anyway i appreciate to my mom for everything that she has done for me. For her love, affection, care, attention, angry, suggestion pokoknya everything dah. Oneday i hope i can bring happiness n pride for her n my family.

upsssssss sebenarnya q pengen nulis kenapa sih ampek ada hari IBU sedunia, ya akhirnya browsing2 deh, ternyata perjalanan ampek tercetus hari ibu ntu panjang ya, secara dulu khn belum jaman emansipasi wanita. Berikut adalah penggalan perjalanan Hari IBU di Indonesia n dunia, hohohhoh semacam napak tilas wali aja ya.

Hari Ibu di Indonesia dirayakan pada tanggal 22 Desember dan ditetapkan sebagai perayaan nasional. Berbeda dengan di Amerika dan Kanada yang merayakan Hari Ibu atau Mother’s Day pada hari Minggu di minggu kedua bulan Mei.

Banyak yang tidak mengerti sejarah hari ibu di Indonesia. Kota Yogyakarta pun merupakan saksi dari pergerakan sejarah tersebut.

“Orang perempuan sadja kok mengadakan Congres, jang hendak diremboeg disitoe itoe apa,!”, demikian perkataan seseorang ketika pada tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta diadakan untuk pertama kalinya Kongres Perempuan Indonesia.

Sejarah Hari Ibu diawali dari bertemunya para pejuang wanita dengan mengadakan Kongres Perempuan di tahun yang sama dengan Sumpah Pemuda. Organisasi perempuan sendiri sudah bermula sejak 1912, diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain.

Pada tanggal 22 Desember 1928 organisasi-organisasi perempuan mengadakan kongres pertamanya di Yogyakarta dan membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani), kongres berikutnya diadakan di Jakarta dan Bandung.

Presiden Soekarno menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional, hingga kini.

Satu momen penting bagi para wanita adalah untuk pertama kalinya wanita menjadi menteri adalah Maria Ulfah di tahun 1950. Sebelum kemerdekaan Kongres Perempuan ikut terlibat dalam pergerakan internasional dan perjuangan kemerdekaan itu sendiri. Tahun 1973 Kowani menjadi anggota penuh International Council of Women (ICW). ICW berkedudukan sebagai dewan konsultatif kategori satu terhadap Perserikatan Bangsa-bangsa.

Pada kongres di Bandung tahun 1952 diusulkan dibuat sebuah monumen, setahun berikutnya diletakkan batu pertama oleh Ibu Sukanto (ketua kongres pertama) untuk pembangunan Balai Srikandi dan diresmikan oleh menteri Maria Ulfah tahun 1956. Akhirnya pada tahun 1983 Presiden Soeharto meresmikan keseluruhan kompleks monumen menjadi Mandala Bhakti Wanitatama di Jl. Laksda Adisucipto, Yogyakarta.

Peringatan Hari Ibu dimaksudkan untuk senantiasa mengingatkan seluruh rakyat Indonesia terutama generasi muda akan makna Hari Ibu sebagai “hari kebangkitan serta persatuan dan kesatuan perjuangan kaum perempuan yang tidak terpisahkan dari kebnagkitan perjuangan bangsa”. Untuk itu perlu diwarisi api semangat juang guna senantiasa mempertebal tekad untuk melanjutkan perjuangan nasional menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Semangat perjuangan kaum perempuan Indonesia tersebut yang tercermin dalam lambang Hari Ibu berupa setangkai bunga melati dengan kuntumnya yang menggambarkan:
1.    Kasih sayang kondrati antara ibu dan anak
2.    Kekuatan, kesucian antara ibu dan pengorbanan anak
3.    Kesadaran  wanita untuk menggalang kesatuan dan persatuan, keikhlasan bakti dalam pembangunan bangsa dan negara.
Adapun semboyan pada lambang Hari Ibu “Merdeka Melaksanakan Dharma” mengandung makna bahwa tercapainya persamaan kedudukan, hak, kewajiban dan kesempatan antara kaum permepuan dan kaum laki-laki merupakan kemitrasejajaran yang perlu diwujudkan dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi keutuhan, kemajuan dan kedamaian bagi bangsa Indonesia.

Ok have fun ya buat hari ini, just do de best for your mom n family, Happy Mother’s day Yakz….. 🙂

Sumber : http://yulian.firdaus.or.id/, http://www.f-buzz.com, http://tunu.wordpress.com

Comments on: "History Of Mother’s Day" (23)

  1. satu ditambah satu sama dengan dua……

  2. klo baca ceritanya,jadi kepikiran kenapa ga dijadiin hari wanita aja ya?
    ato brarti hari ibu tu ga cmn bwt ‘ibu’ aja..tapi bwt smua wanita yang rela berkorban untuk apapun yang diperjuangkan sm dy..seperti ibu yang selalu rela ngorbanin apa aja bwt her beloved children…

    happy mother day..luv u mum.. 😀

  3. happy mother’s day too Gam….
    Semoga para Ibu selalu mendapatkan tempat terbaik dimanapun dia berada
    dan untuk para CALON Ibu… be smart, untuk bekal menjadi ibu …

  4. infi bagus. tapi penulisannya kurang bagus. mencampur baurkan bahasa indonesia dengan bahasa inggris pada bagian pendahuluannya.maaf teman, saya setuju dan sah-sah saja menggunakan bahasa inggris tetapi jangan dicampur baurkan seperti itu. kesannya bahasa indonesianya hilang. tetap menulis demi negeri ini ya…! salam dan sambung doa dari jauh…

    pangeran_garuda

  5. Selamat hari Ibu utk para Moms…
    Nice info juga nih..

  6. happy mother’s day….

  7. kalau di LN ada fathers day
    disini kayaknya belum

    hari ibu
    hari bapak
    hari anak
    hari budhe
    hari pak dhe
    hari pak lik
    hari bu lik
    hari mbok
    hari iyem
    hari apa lagi yah

  8. owh, baru tau aku.. yg jelas Ibu adalah insan teristimewa di dunia nie.. 🙂

  9. Ooh.. ternyata gitu toh sejarahnya…
    Artinya cuma nasional aja kan, nggak sedunia xixixixi…

  10. ealah………. kenapa tidak menampilkan sosok Ibu yang sangat tangguh seperti para istri nabi. kenapa yang ditampilkan ibu-ibu yang kurang dalam memperjuangkan Islam. banyak para istri nabi dan para istri sahabat Rasulullah yang lain, yang bisa dijadikan suri tauladan.
    thanks atas infonya.

  11. wah kenapa cuma hari ibu …
    hari bapaknya kemana?

    salam

    http://www.habibiezone.wordpress.com

  12. Hmm… sama, kemarin gak ngucapin apa-apa dan entah kenapa tidak ingin juga menulis kata-kata dengan tema “hari ibu”.

    Btw, baru tahu sejarahnya.. dan ternyata memang Indonesia aja yang 22 Desember ya. Di luar negeri beragam ternyata.

  13. oOoooo…
    gitu tho..
    para ibu memang harus terus semangat..
    😉

  14. Thanks infonya,
    Itulah bukti keagungan seorang Ibu, sehingga ada ibu Kota, Ibu Jari, Ibu Pertiwi dan Ibu-ibu lainnya.

    Jauh sebelumnya nabi Muhammad SAW. sendiri ketika ditanya oleh sahabat “siapa orang yang harus dihormati?”, beliau menjawab “Ibumu”, “lalu siapa lagi ya Rasul?”, beliau menjawab “Ibumu”, sampai yang ke empat baru Rasul menjawab “Bapakmu”.

    sampai Bang Haji Rhoma Irama terinspirasi menciptakan lagu yang berjudul “Keramat” dalam menggambarkan keagungan seorang Ibu…..

    Selamat kepada para Ibu di seluruh Dunia, pengorbananmu adalah yang terbaik bagi kami anak-anakmu….

Tinggalkan komentar

Awan Tag